DPRD Lampung Kritik Dinas Bina Marga

Watoni Noerdin

Bandarlampung
– Anggota DPRD Provinsi Lampung, Watoni Noerdin, maju mundurnya perekonomian
yang menjadi barometernya adalah infrastuktur.

Ia
menambahkan, komitmen Dinas Bina Marga (DBM) Lampung bagaimana memberikan
pekerjaan pada rekanan yang berkualitas.
“Jangan
hanya memberi pekerjaan pada sembarang rekanan,” kata dia, Senin
(17/10/2016)
Artinya ucap
dia, jika rekanan yang berkualitas akan menghasilkan pembangunan yang
berkualitas. Ia menceritakan pada tahun 1985 infrastuktur negara Cina jauh dari
Indonesia, namun sekarang ruas jalan tol Cina lebih maju.
“Padahal
dulu dia belajar dari Indonesia. Kata Cina arus mobiliassi berjalan cepat dengan
infrastuktur,” cerita dia.
Politisi
PDIP Lampung ini menuturkan,
jika
Pemerintah Provinsi Lampung tidak mau menambah ruas jalan itu keliru, namun
kata dia, Pemprov harus bergerak, jalan kabupaten, yang masuk di provinsi harus
diprioritas agar menjadi pemicu pada kabupaten untuk memprioritaskan
pembangunan
“Dan
maju daerah itu,” ungkapnya.
Ia mengaku,
pihaknya sudah sering melakukan pengawasan terhadap kinerja DBM, baik secara
Hearing(Rapat dengar pendapat), rapat 3 bulan-nan, pembahasan anggaran dan
rapat karena aspirasi masyarakat.
“Kita
selalu berikan ide-ide teguran saran,” ujarnya.
Saran yang
diberikan kata dia mencontohkan, pada tahun 1975, di Kemetrian PU ada program
namanya Juru Mantri Jalan(JMJ) yang bertugas melihat dan mencatat kerusakan
jalan dan langsung dilaporkan untuk diperbaiki.
“Kita
tawarkan ke Bina Marga untuk aktifkan juru Mantri, coba diambil langkah tambah
sulam, ternyata kota berhasil, bahkan sekarang BBWSM ikut program itu, jalan
panjang bisa bagus, yang terpenting tidak berlobang, kalo anggarannya besar,
bisa diperbaiki semua tanpa tambal sulam,” kata dia.
“Kami
bukan orang tekhnik. Namun kami sering Bimtek, itu juga kami sarankan ke Bina
Marga,”.
Disinggung
saoal demo banyaknya aksi massa yang mengkritisi DBM Lampung baru-baru ini,
baik di kantor DBM, kantor DPRD Lampung dan kantor Kejati ? Watoni mengatakan,
itu sebagai bentuk masyarakat menyampaikan aspirasi, banyak cara yang dilakukan
untuk menyampaikan aspirasi, ada yang melalui surat, media, parlemen jalanan.
“Parlemen
jalanan itu yang turun ke jalan, itu tidak dilarang asal tertib, tertib diri
tidak anarkis. Demo itu sebenarnya bagus menyampaikan aspirasi,” urainya.
(*) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *