Metro- Direktur Center Budget For Analysis, Uchok Sky Khadafi menyayangkan dugaan pekerjaan asal jadi pada proyek irigasi tipe primer milik Balai Besar Way Sekampung Mesuji(BBWSM).
Mantan koordinator FITRA Indonesia ini menduga banyak kejanggalan dari awal perencanaan hingga pekerjaan itu selesai.
Untuk itu Uchok meminta Badan Pemeriksa Keuangan(BPK) untuk mengaudit dan melakukan investigasi atas proyek dengan pagu puluhan miliar ini.
“Kelihatan proyek ini asal-asalan atau asal jadi, tapi kemungkinan tidak sesuai dengan spek. BPK perlu mengaudit, menyesuaikan antara spek dengan pekerjaan di lapangan ,”tegas Uchok, Selasa(17/11/2015) kepada Suryaandalas.com.
Uchok menegaskan, ada dugaan pekerjaan irigasi tipe primer ini dana yang digunakan banyak dilakukan pemotongan oleh pemangku kebijakan setempat, yang menyebabkan asumsi elemen dan pekerja di lapangan menuding pekerjaan itu diduga asal jadi dan mengejar waktu, bahkan ditengarai adanya pemborosan anggaran.
“Karena, diduga, proyek ini, uangnya lari kemana-mana,”lugas Uchok.
Bahkan lanjut Uchok, ditengarai proyek ini sudah direncanakan pemenang tendernya, artinya tender hanya sebatas formalitas.
“Kalau proyek asal-asalan, bisa saja lelang diduga sudah diatur untuk memenangkan perusahaan tertentu,”tukas dia.
Sebelumnya, pembangunan Irigasi tipe Primer tampaknya asal jadi, itu diakui beberapa tukang yang ikut melaksanakan pekerjaan.
Akademisi dari Universitas Lampung(Unila) M. Iwan Satriawan menduga tudingan pekerjaan asal jadi pada proyek raksasa pembangunan Irigasi tipe Primer di wilayah Lampung Timur dan Metro milik Balai Besar Way Sekampung Mesuji(BBWSM) karena banyaknya pemotongan.
“karena dugaan tanpa perencanaan yang matang dan dugaan banyak pemotongan (dana),”kata dosen fakultas hukum Unila, Senin(16/11/2015).
Dengan adanya dugaan kurangnya perencanaan yang baik dan pemotongan maka proyek dengan pagu miliaran itu terkesan asal jadi.
“Sehingga kualitas bangunan tidak sesuai,”kata Intelektual muda PBNU ini.
diketahui, entah ada unsur kesengajaan atau hanya sebatas kurang pengawasan, sehingga proyek raksasa pembangunan Irigasi tipe Primer tampaknya asal jadi, itu diakui beberapa tukang yang ikut melaksanakan pekerjaan.
Pembangunan irigasi primer itu, dikabarkan senilai Rp 53 miliar.
Informasi yang di terima Suryaandalas.com, beberapa waktu lalu dari beberapa tenaga kerja, baik pada wilayah Kecamatan Pekalongan Lampung Timur (Lamtim) maupun wilayah Kota Metro menyebutkan, kurangnya mutu dalam pelaksanaan proyek raksasa tersebut.
Sekedar untuk diketahui Tahun 2008 silam Balai Besar Way Sekampung Mesuji(BBWSM) juga yang telah melaksanakan proyek tersebut, namun di tahun 2015 kembali dilaksanakan, dengan pembongkaran total atas samping dan bagian lantai irigasi, bahkan termasuk pembangunan tahun 2008 pun ikut di bongkar.
Sayangnya, justru pembangunan tahun 2008 silam justru tambak jauh lebih baik dari pada proyek yang dikerjakan saat ini, pun dibenarkan para tenaga kerja borongan dari proyek irigasi di wilayah m Metro dan Lamtim pada wartawan , di sela-sela kesibukan para tukang, sembari menunjuk bekas bangunan lama yang telah di bongkar.
“iya mas kalau kami liat memang jauh lebih bagus bangunan lama, dari sekarang, dan mungkin hanya dapat bertahan 2 tahun saja ini mah, semen juga kami tidak tau apa yang di gunakan, informasinya hanya semen lokal,” terang tukang tenaga borongan.
Sementara Bambang Hermanto Divisi Sosial LSM Bersama Kita Bisa (Berkitab) Provinsi Lampung juga menyampaikan hal serupa dengan keterangan tenaga kerja borongan dalam pembangunan Irigasi Primer pada wilayah Tegineneng, Metro hingga Kabupaten Lampung Timur, terkesan asal jadi, menurutnya, kemungkinan dengan kondisi tersebut lantaran pelaksanaan terlalu mepet, sehingga pekerjaan terburu-buru.
“mungkin juga tanpa asalan karena pihak pelaksana memburu waktu, sehingga tampak seperti sekarang, bagaimana mau bermutu baik, tenaga kerjanya dibayarkan per meter persegi atau kubikasi, hanya Rp 60.000, tentu pekerja mengejar target kubikasi dan bukan baik buruknya mutu, bisa kita liat dan bandingkan dengan bangunan lama yang telah berusia 5 tahun, dengan yang hanya 2 bulan,” tegas Bambang Harianto.
Di lain pihak, ketua panitia lelang BBWSM, Albert enggan berkomentar banyak soal dugaan pekerjaan yang asal jadi.
”mas, ke media centre aja(humas), saya lagi di rumah sakit,”kata Albert sembari menutup telephone.
Sementara Humas BBWSM, Yanti saat dihubungi mengaku tengah mengambil cuti d luar kota dikarenakan keluarganya masih sakit.
”mas, besok atau lusa saya masuk, nanti saya hubungi lagi kalo saya sudah masuk kerja,”kata Yanti. (FR)
Baca juga: BBWSM Dituding Bekerja Kurang Profesional
Baca juga: Pembangunan Irigasi Tipe Primer Milik BBWSM Disoal
Baca juga: Soal Proyek Irigasi Tipe Primer Milik BBWSM, Akademisi Menduga Banyak Pemotongan Dana
Baca juga: Irigasi Tipe Primer Milik BBWSM Pagu Miliaran, Diduga Asal Jadi